Mekanisme Reaksi Bersaing SN1 dan E1
Mekanisme
Reaksi Bersaing SN1 dan E1
Reaksi SN1 terjadi
dalam dua tahap dan mengikutsertakan zat antara karbokation. Reaksi E1 juga
mengalami hal yang sama layaknya reaksi SN1, dimana reaksinya berjalan 2 tahap.
Reaksi bersaing ini terjadi jika alcohol tidak menjalani reaksi eleminasi
hingga gugus OH diubah menjadi gugus pergi yang lebih baik.
Dapat dilihat reaksi
diatas, dimana reaksi eleminasi tidak berjalan dengan sendirinya. Gugus alcohol
disebelah kanan membentuk produk berupa alkena, dimana basa yang digunakan
ialah basa kuat. Kita membentuk ikatan C-C dimana ikatan tersebut membentuk
ikatan phi dan disini kita memutuskan ikatan C-OH dan C-H. Dan reaksi diatas
tidak mungkin terjadi apabila kita kita tidak menggunakan gugus OH sebagai
gugus pergi, apabila kita menggunakan basa kuat sebagai gugus pergi, reaksi
eleminasi E1 tidak mungkin terjadi, ini mengakibatkan terjadinya reaksi
eleminasi E2.
Dan kapan reaksi
bersaing terjadi??
Pada reaksi SN1
tahapnya melewati karbonasi, begitu juga dengan reaksi E1. Hal ini karena
karbokation dibentuk oleh alcohol dengan menambah asam HCL, HBr atau HI dan
berakhir pada alkil halide. Mengapa digunakan ion halide? Hal ini dikarenakan ion
halide merupakan nukleofil yang baik digunakan pada reaksi ini. Dalam menetukan
reaksi E1 biasa menggunakan asam kuat dengan basa konjugasi sebagai nukleofil
buruk. Asam yang biasa digunakan ialah
H2SO4, dimana ion H2SO4(-) merupakan nukleofil yang relative buruk karena
muatan oksigennya didistribusikan ke seluruh molekul.
Dari persamaan diatas
dapat dilihat bahwa:
a. Dengan ion-counter nukleofilik (Cl, Br,
I) SN1 cenderung dominan
b. Tanpa ion-counter nukleofilik (H2SO4,
TsO, H2PO4) E1 cenderung dominan
Yang kita lakukan agar
reaksi berhasil ialah dengan memiliki grup yang lebih baik dimana yang
digunakan ialah basa lemah seperti reaksi diatas. Asam membuat OH kelompok yang
lebih baik meninggalkan (asam konjugatnya H2O) memfasilitasi reaksi eleminasi. Jika
kita menambahkan asam kuat, kita mengubah OH menjadi H2O +, asam konjugasinya
ialah kelompok meninggalkan yang lebih baik. Molekul air yang terlepas,
membentuk karbokation, dan kemudian basa memutus ikatan C-H untuk membentuk
alkena. Reaksi ini merupakan reaksi E1, dimana laju akan bergantung kepada
stabilitas karbokation dan menyerang gugus tersier dengan laju yang cukup
tinggi.
Permasalahan :
1. Bagaimana
pengaruh suhu terhadap reaksi bersaing ini?
2. Reaksi
apakah yang cenderung mendominasi apabila digunakan alkil halide tersier?
3. Apa
yang membuat HCl, HBr dan HI lebih mendominasi terjadinya reaksi SN1?
Hi M.Rizki saya Bella Veronica NIM A1C118095 akan mencoba menjawab permasalahan nomor 1. Menurut saya pengaruh suhu disini adalah semakin cepat suhu, maka dapat semakin cepat pula reaksi bersaing tersebut bereaksi, meskipun ada kondisi dimana ketika mrnggunakan suhu yang terlalu tinggi dapat merusak dari pada komposisi senyawa tersebut. Artinya kita harus melihat bagaimana titik didih senyawa yang kita gunakan.
BalasHapusHai dwik, perkenalkan nama saya Sandi (A1C118041) disini saya ingin mencoba menjawab pertanyaan nomor 3.menurut saya HCL, HBR dan HI itu lebih mendominasi terjadi pada reaksi SN1 itu karena ada beberapa faktor.
BalasHapusYang pertama itu karena Pengaruh suhu, ,yang ke dua itu pengaruh nukleofil yang sangat Basa.
Pengaruh suhu disini yakni lebih mendominasi ke suhu rendah walau pun antara sn1 dan E1 itu sedang kompetitifnya. Sedangkan pengaruh nukleofil pada seperti HIDROKSIDA dan Metoksida.
Dari keduanya ini menurut saya lebih mendominasi ke SN1.
Saya Susilawati (A1C118091)
BalasHapusSaya akan menjawab permasalahan nomor 2, menurut saya pada reaksi yang lebih cenderung mendominasi yaitu SN1 karena pada reaksi SN1 dan E1 terjadi pembentukan karbokation, karena karbokation itu akan lebih stabil apabila bereaksi dengan alkil tersier dan ini menyebabkan mengapa reaksi SN1 dan E1 berjalan lambat pada senyawa primer dan akan berjalan lebih cepat pada senyawa alkil tersier.
Terimakasih